06 Januari 2010

Seleksi, Penempatan dan Orientasi

Seleksi
Seleksi adalah serangkaian langkah yang digunakan untuk memutuskan apakah pndaftar dapat diterima atau tidak berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Seleksi dilakukan untuk mengetahui apakah kriteria peserta didik sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Ada atau tidaknya kesesuaian antara kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan menjadi dasar dari pelaksanaan seleksi.

Tantangan dalam proses seleksi diantaranya tantangan supply yang terkait dengan ketersediaan calon peserta didik yang sesuai dengan kriteria peserta yang diinginkan oleh lembaga pendidikan. Hal baiknya adalah semakin banyak pesera didik yang mendaftar, semakin banyak peluang untuk memilih yang terbaik untuk dapat diterima. Hal buruknyaadalah pekerjaan administrative, SDM, waktu dan biaya juga akan semakin bertambah banyak. Sebaliknya, semakin sedikit pendaftar, semakin sedikit pilihan, namun pekerjaan administrative, SDM, waktu dan biaya yang dibutuhkan pun semakin sedikit.

Selanjutnya tantangan etis yang terdiri dari 5 hal: kesetaraan gender, family system (KKN), sogokan (surat sakti), transparansi, dan formalitas. Kesetaraan jender, dimana seleksi didasari pada jenis kelamin pria/wanita seperti pada sekolah asrama wanita, sekolah sekertaris, sekolah tentara,dll. Kedua, family sistem atau sering dikenal dengan istilah KKN, dimana penerimaan calon peserta didik dilakukan melalui jalur kekerabatan/hubungan tali persaudaraan, meskipun peserta didik tidak kompeten untuk dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut.

Ketiga, sogokan. Seperti yang kita ketahui, kecurangan semacam ini sering terjadi demi alasan gengsi dari peserta didik maupun alas an finansial bagi oknum pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab.

Keempat, transparansi. Sebuah transparansi atau kejelasan terbuka tanpa ada hal yang ditutup-tutupi oleh pihak sekolah kepada pendaftar. Acap kali terjadi konflik ketika tidak ada transparansi dari pihak sekolah kepada pihak pendaftar. Kelima, formalitas (pembuktian), maksudnya pihak luar mengetahui bahwa seleksi telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada.

Terakhir adalah tantangan organisasional. Hal ini didasarkan pada lembaga pendidikan itu sendiri, seputar keterbatasan sarana prasarana sekolah, pembiayaan proses seleksi, alokasi waktu dan SDM.

Proses seleksi melewati langkah-langkah sistematis yang tersedia yaitu seleksi administratif, seleksi dengan prosedur tes, wawancara, pemeriksaan referensi, evaluasi medis dan keputusan penerimaan.

Langkah pertama yaitu seleksi administratif. Calon peserta didik diharuskan mengisi formulir yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Dokumen-dokumen dan kelengkapan lain juga harus dipenuhi secara lengkap oleh calon peserta didik. Langkah kedua adalah seleksi dengan tes. Alat tes harus memenuhi standar : valid dan reliable. Standar valid dan reliable artinya alat tes itu harus dapat digunakan dengan mudah oleh pelamar dan materi tes yang digunakan berkaitan dengan jenis lembaga pendidikan itu sendiri. Materi tes yang biasa diujikan diantaranya; psikotes, pengetahuan (potensi akademik), performance, harus memperhatikan aspek kelayakan (feasibility dan fleksibilitas). Langkah selanjutnya yaitu wawancara, sebuah percakapan antara pihak sekolah dengan satu per satu calon peserta didik. Ada 5 jenis pertanyaan wawancara: Pertanyaan tidak terstruktur, artinya pertanyaan yang diberikan tidak terurut atau diberikan secara acak, berkembang sesuai dengan pembicaraan yang terjadi. Pertanyaan terstruktur, pertanyaan diberikan secara berurutan dan telah dipersiapkan oleh pewawancara. Pertanyaan campuran, pertanyaan yang diberikan bisa acak namun ada juga yang berurutan. Problem solving, pertanyaan berupa masalah dan calon peserta didik diminta untuk memecahkannya. Stress interview, pertanyaan yang membuat calon peserta didik kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

Calon peserta didik diberikan batasan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara atau disebut terminasi. Ada sebuah pemberian kode yang menyatakan waktu untuk menjawab sudah habis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi over time dalam wawancara sehingga wawancara berjalan dengan baik dan efisien.

Ada 4 kesalahan dalam wawancara yaitu hallo effect, leading question, personal biases dan dominasi pewawancara.

Langkah keempat seleksi adalah pemeriksaan referensi, yaitu pemeriksaan berkas atau dokumen calon peserta didik. Pertama, Personal references. Referensi ini berisi tentang kemampuan akademik, kemampuan finansial, dan kemampuan menjalani proses pendidikan dari personal calon peserta didik. Kedua, Performance references adalah referensi tentang prestasi calon peserta didik yang dibuktikan dengan fotocopy dokumen.

Langkah kelima yaitu evaluasi medis. Langkah ini merupakan seleksi yang di lihat dari segi kesehatan calon peserta didik. Pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pihak sekolah atau melalui lembaga kesehatan. Dengan menggunakan lembaga kesehatan, tentunya sekolah harus mengeluarkan biaya. Maka jika sudah layak, sebaiknya evaluasi medis dilakukan secara mandiri terutama untuk efisiensi biaya.

Pengumuman keputusan diterima atau tidaknya pendaftar/calon peserta didik bisa dilakukan melalui media seperti papan pengumuman, surat, internet, koran, atau telepon.

Penempatan
Penempatan adalah proses membagi-bagi (menempatkan) siswa ke dalam kelas-kelas dengan range tertentu. Penempatan bisa didasarkan pada hasil seleksi, homogenitas, heterogenitas, jadwal belajar, gender, kemampuan akademik, alphabet, no urut pendaftaran, dan Lain-lain.

Orientasi
Orientasi berarti memperkenalkan siswa baru terkait hak dan kewajibannya terhadap lembaga pendidikan dan siswa lain. Proses orientasi bertujuan untuk memperkenalkan siswa baru kepada seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah hingga karyawan atau bahkan warga kantin. Memperkenalkan siswa baru dengan fasilitas (sarana-prasarana), gedung sekolah dan memperkenalkan tentang mekanisme/prosedur dalam pembelajaran, pembimbingan, dan ujian. Bentuk dalam orientasi ada dua: formal dan informal. Bentuk orientasi Formal itu berupa acara khusus seperti seminar, sedangkan informal (buddy system), berupa school tour dimana siswa baru diajak berkeliling sekolah dan diperkenalkan dengan lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, ruang guru, TU, laboratorium, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar