06 Januari 2010

Quantum Learning

Dalam ilmu fisika, istilah quantum masuk kedalam teori percepatan. Dalam fisika, quantum berarti sebuah loncatan partikel-partikel electron berkecepatan tinggi yang mampu menembus kepadatan materi. Namun arti sebenarnya dari quantum itu adalah system kerja yang diberlakukan di sebuah perusahaan agar pegawai merasa nyaman dan menyenangkan dan agar pekerjaan dilakukan dengan baik.

Quantum learning adalah percepatan belajar yang diciptakan dalam kelas tertentu untuk mengefisiensikan aktivitas pembelajaran dikelas. Atau dengan kata lain, Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna.

Kerangka berpikir quantum learning terdiri dari beberapa hal yang dianggap penting dalam pembelajaran. Pertama, sikap positif. Sebelum memulai belajar hendaknya siswa harus memiliki sikap positif. Sikap positi lahir dari perasaan dan pikiran yang positif. Sebuah pikiran bahwa kita akan mampu memahami mata pelajaran tersebut. Sebuah keyakinan bahwa kekuatan pikiran itu tidak terbatas. Otak kita sama dengan otak Einstein, otak yang luar biasa ini memiliki dalil sederhana: gunakan atau abaikan. Pemikiran positif semacam ini yang mampu memotivasi kita dan pada akhirnya memunculkan sikap positif. Hal ini penting sebelum memulai pembelajaran. Kedua, cara belajar. Cara belajar merupakan gabungan dari cara mengatur informasi, cara menyerap informasi dan cara mengolah informasi. Cara belajar orang berbeda-beda. Hendaknya siswa diberikan keleluasaan dalam mengeksplor cara belajarnya masing-masing ketika mereka sudah menemukan caranya, mereka akan merasa nyaman dan pembelajran menjadi efektif. Ketiga, motivasi. Motivasi merupakan hal yang penting dan mampu menggerakkan serta menyemangati kita untuk melakukan sesuatu, begitu pula halnya dalam belajar. Bagaimana guru mampu membangun motivasi siswa sebelum belajar. Keempat lingkungan belajar. Lingkungan tempat belajar haruslah mendukung baik dari kerapihan, keindahan dan kenyamanan. Lingkungan belajar harus mendukung. Guru yang ramah, suhu kelas yang baik, pencahayaan yang cukup, warna dinding kelas, jika perlu tempelkan tulisan-tulisan yang mampu memotivasi siswa di sekitar dinding kelas. Selanjutnya baca cepat, semakin cepat dalam membaca, semakin banyak informasi yang mampu diserap dalam waktu yang singkat oleh siswa, oleh karena itu siswa diajarkan bagaimana cara membaca cepat. Teknik hapalan dan menulis. Terkadang untuk menghapal sangat sulit bagi beberapa siswa, begitu pula dengan menulis. Bagaimana cara menghapal yang baik dan terekam dalam long term memory, bagaimana menulis dengan efisien tanpa mengurangi substansi yang terkandung di dalamnya.
Dalam quantum learning, siswa ditanamkan sebuah pemikiran bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan. Sehingga di dalamnya tidak ada perasaan resah, takut, bosan, menyebalkan, panik, bingung. Jika hal ini berhasil ditanamkan, maka antusias siswa akan sangat tinggi dalam belajar. Tanpa tekanan, tanpa paksaan.
Gardner membagi kecerdasan manusia sebagai berikut:
1. Kecerdasan linguistic (bahasa)
2. Kecerdasan logika (matematik, fisika, angka)
3. Kecerdasan visual (penglihatan)
4. Kecerdasan kinestetik (gerakan fisik, olah raga)
5. Kecerdasan musical (music, mencipta lagu, aransemen, kepekaan nada)
6. Kecerdasan interpersonal (menjalin hubungan dengan orang-orang)
7. Kecerdasan natural (alami)
Memberikan apreasiasi setelah belajar, memberikan penghargaan atas keberhasilan kita, lalu mencapai kesempurnaan untuk membentuk kepercayaan diri dan kemudian memberikan motivasi untuk langkah selanjutnya.
Musik sangat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik. Music dapat membuat denyut nadi dan tekanan darah menurun, memperlambat gelombang otak, dan merilekskan otot-otot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar