06 Januari 2010

Kreativitas dan Kecerdasan Emosi

Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau berkreasi (Olson)., Kreativitas adalah proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun objek dalam suatu bentuk susunan baru (Churlock). Menciptakan suatu ide baru merupakan tolak ukur secara umum konsep dasar kreativitas yang dimiliki sesorang.
Menurut Evan, kreativitas itu adalah keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari perspektif yang baru, dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih suatu konsep. Kreatif tidak harus hal yang baru. Melihat hal lama dengan perspektif yang baru dan memodifikasinya, mengkombingasikannya dengan konsep yang lain juga merupakan kreativitas.

Pola dasar kreativitas:
I = Imajinasi
D = Data
E = Evaluasi
A = Aksi

Orang kreatif memiliki daya imajinasi yang tinggi, karena tanpa imajinasi kreativitas tidak akan terbangun. Kreativitas memerlukan data-data sebagai modal untuk berekspresi dan berkreasi. Setelah data terkumpul lakukan evaluasi terhadap kreativitas kita, sejauh mana modifikasi bisa dilakukan, dilihat dari segi ketersediaan bahan, biaya, waktu, efisiensi energi, dll. Terakhir, setelah menetapkan kreativitas berdasarkan hasilevaluasi data, baru beraksi.

Seorang yang kreatif bercirikan: bebas dalam berpikir, penuh daya imajinasi, bersifat selalu ingin tahu, suka pengalaman baru, penuh inisiatif, bebas dalam berpendapat, punya minat yang luas, percaya diri akan apa yang dilakukan, tidak mudah menerima dengan mudah apa yang disuguhkan orang kepadanya, berani mengambil resiko, menyukai tugas yang majemuk, sifatnya ulet dan tidak cepat merasa bosan.

Penyebab dari rendahnya kreativitas adalah cara berpikir yang konvergen,yakni menganggap hanya ada satu cara yang tepat untuk digunakan dan wawasan yang kurang luas dalam melaksanakan imajinasi/kreativitas yang sudah diperoleh.

Daya dari kreativitas itu bisa melemah karena takut mengubah kebiasaan, takut berbuat salah dan ditertawakan.

Kreativitas dapat ditingkatkan dengan cara :
1. Menjelajahi pikiran kita secara terus menerus dan terbuka dengan berbagai gagasan
2. Mengembangkan pertanyaan, mengembangkan sikap kritis kita, dengan begitu kita dapat berpikir dengan tidak biasa
3. Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya
4. Mengembangkan cara baru untuk melakukan sesuatu keluar dari zona aman.
5. Berani mengambil resiko dengan apa yang akan dilakukan.
6. Gunakan imajinasi
7. Isilah sumber inspiratif dengan relaksasi


Kecerdasan Emosional

Emosi sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan merusak, maka harus dijauhkan bahkan dihilangkan. Akhirnya muncullah istilah jika seseorang marah-marah dianggap sedang emosi. Padahal emosi bukanlah tentang amarah. Emosi adalah ekspresi jiwa. Emosi menggambarkan perilaku, respon atau psikologis mengatur perasaan yang timbul karena adanya keinginan atau stimulus yang tidak terduga. Emosi pun muncul sebagai tanggapan atas kejadian tertentu.

EQ merupakan kemampuan/kecerdsan dalam keterampilan bakat, minat dan sikap. EQ mengajarkan kepada kita untuk memahami perasaan orang. Sebuah riset menarik, menyatakan bahwa IQ menunjang kesuksesan tidak lebih dari 20% dan kurang lebih 80% lagi dtunjang oleh kecerdasan emosi, spiritual dan yang lain. Tentu EQ mendapatkan porsi yang lebih besar.

Dimensi EQ terdiri dari, kecakapan pribadi berhubungan dengan kemampuan mengenali diri sendiri (intrapersonal, sadar diri, pengaturan diri dan motivasi diri). Kedua, kecakapan social, bagaimana kita dapat berhubungan baik orang lain dan masyarakat dan terakhir keterampilan sosial/kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Kecerdasan ini bisa dilatih dalam organisasi atau dalam forum-forum diskusi dimana kita dapat dengan leluasa berinteraksi dengan orang-orang, berusaha memahami karakter masing-masing orang, berusaha dapat diterima oleh setiap orang, berusaha tetap bekerja sama dengan orang yang kita tidak sukai, atau tidak cocok, melatih emosi kita, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar