30 Maret 2010

Laporan Observasi Keuangan SDIF Al-Fikri

LAPORAN OBSERVASI SISTEM KEUANGAN SDIF AL-FIKRI

Dalam rangka memenuhi tugas observasi Manajemen Keuangan kali ini, yang bertemakan sistem keuangan sekolah, saya memilih sebuah SD Islam Swasta di kawasan Depok menjadi destinasi tempat observasi saya. SD tersebut adalah SD Islam Fitrah Al-Fikri yang berlokasi di Jl. Raden Saleh, Depok.

Saya menggunakan metode wawancara dalam observasi kali ini. Narasumber dalam wawancara saya adalah Kepala Bagian Keuangan SDIF Al-Fikri, Ibu Afriza Lily. Berikut dibawah ini hasil wawancara saya dengan Ibu Lily:

Dzulfikar (DZ) : Darimana saja sumber-sumber keuangan SDIF Al-Fikri?

Ibu Lily (IL) : Terdapat 3 sumber keuangan di sekolah ini, yaitu dari Uang Pangkal siswa, Uang Tahunan Siswa dan juga dari Uang SPP siswa.

DZ : Apa saja pos-pos pengeluaran keuangan SDIF Al-Fikri?

IL : Pos-pos pengeluarannya terbagi juga menjadi 3, pertama adalah pos biaya operasional seperti biaya gaji, biaya katering, dan lain-lain. Yang kedua ada pos biaya fungsional, seperti biaya pelunasan hutang, biaya marketing, biaya rekrutmen dan lain sebagainya. Yang ketiga, pos kebutuhan belajar siswa, seperti untuk biaya media belajar, biaya ujian, biaya kegiatan siswa, dan lain-lain. Sesuai dengan pos pemasukan yang ada, maka tiap pos pengeluaran mempunyai pos pemasukannya sendiri. Contohnya untuk pos pengeluaran biaya operasional sekolah, khusus pos ini, diambil dana dari pos Uang SPP. Jadi setiap pos pengeluaran sudah mempunyai alokasi pemasukan yang berbeda-beda untuk menghindari adanya tumpang-tindih dana.

DZ : Siapa saja yang berperan dalam proses perencanaan keuangan SDIF Al-Fikri?

IL : Karena sistem keuangan SD masih digabung dengan sistem keuangan SMP, maka pihak-pihak yang merencanakan pun sama dengan SD, yaitu Principal, Asisten Principal, Kepala Sekolah SD dan SMP, Kabag IT, Kabag Umum, Kabag Keuangan dan juga Yayasan.

DZ : Bagaimana proses pengelolaan keuangan Al-Fikri?

IL : Prosesnya juga sama seperti yang ada di SMP. Setelah dana terkumpul, maka akan disetorkan ke bank. Untuk pengambilan uang, maka diperlukan adanya persetujuan dari Bagian Keuangan dan juga Yayasan. Nantinya Yayasan akan mengeluarkan cek untuk mencairkan dana setelah permohonan dana disetujui, dan setelah dana dicairkan maka Bagian Keuangan akan mengalokasikan dana yang turun sesuai rencana pengeluaran yang sudah dibuat. Setelah itu masing-masing pihak yang mengajukan permohonan dana memperoleh dana tersebut. Setelah itu masing-masing pihak yang telah menerima uang diharuskan membuat SPJ yang sesuai dengan penggunaan dana yang ada lalu SPJ tersebut diserahkan kepada Kabag Keuangan untuk direkap menjadi Laporan Tahunan di akhir tahun ajaran. Laporan Tahunan nantinya akan dipresentasikan di hadapan Yayasan dan Konsultan Keuangan sekolah.

DZ : Apa saja komponen RAPBS SDIF Al-Fikri?

IL : Komponennya banyak sekali dan selalu berubah setiap pembuatan rencana pengeluaran. Rencana pengeluaran dibuat sebulan sekali tergantung dari permohonan dana yang diajukan. Komponen yang selalu ada di setiap rencana pengeluaran adalah biaya listrik, biaya telepon dan internet, biaya gaji guru dan staf, biaya katering, biaya antar-jemput, biaya pelunasan hutang bunga bank dan biaya Jamsostek. Selebihnya, biaya-biaya seperti biaya kegiatan siswa, biaya Raker, biaya marketing, biaya media belajar, dan lain-lain menyesuaikan dengan keperluan tiap bulannya.

DZ : Bagaimana prosedur penyusunan RAPBS SDIF Al-Fikri?

IL : Untuk prosedurnya, lebih praktis jika kami memberikan kopian prosedurnya supaya lebih jelas untuk memahaminya juga. Tetapi yang jelas adalah dalam penyusunan RAPBS sekolah, Al-Fikri agak sedikit berbeda. RAPBS disusun sebulan sekali, dan besar nominal RAPBS tergantung oleh besar nominal pengajuan dana dari setiap bagian di sekolah yang mengajukan dana. Sistemnya adalah setiap pihak yang mengajukan dana akan menyerahkan tagihan atau proposal mereka beserta form permintaan uang tunai kepada bagian keuangan untuk kemudian dibuat rencana pengeluarannya. Rencana pengeluaran yang telah disusun akan diteruskan kepada Yayasan untuk disetujui, setelah disetujui, maka Yayasan akan mengeluarkan cek untuk mencairkan dana yang dibutuhkan. Setelah dana turun, maka menjadi wewenang bagian keuangan untuk mengalokasikan dana sesuai rencana pengeluaran.

DZ : Bagaimana proses pertanggung jawaban keuangan SDIF Al-Fikri?

IL : Pertama, para pihak yang telah mengajukan dana akan membuat SPJ masing-masing sesuai dana yang telah digunakan. Setelah semua SPJ terkumpul, maka pada akhir tahun ajaran, Bagian Keuangan membuat Laporan Tahunan. Laporan Tahunan Keuangan sekolah akan dipindahkan ke dalam Neraca Saldo. Neraca Saldo inilah yang akan dipresentasikan di hadapan Yayasan dan juga Konsultan Keuangan. Melalui neraca saldo, maka Yayasan dan Konsultan Keuangan bisa menganggarkan pos-pos pengeluaran untuk tahun ajaran selanjutnya.

DZ : Mengapa SDIF Al-Fikri memutuskan untuk tidak memakai dana BOS dari pemerintah?

IL : Menurut pihak yayasan, mengapa kami tidak menggunakan dana BOS tersebut adalah karena sekolah ini masih sanggup untuk membiayai pengeluarannya dari sumber dana yang ada. Selain itu, dikhawatirkan pengelolaan keuangan sekolah menjadi tidak stabil ketika ada campur-tangan pihak luar. Untuk menggunakan dana BOS, pasti diperlukan panitia lagi dalam pengelolaan keuangan. Dan panitia itu berasal dari dalam sekolah dan juga luar sekolah, dari Diknas misalnya. Pihak luar itu nantinya berfungsi untuk mengaudit pengelolaan keuangan sekolah. Karena sekolah Al-Fikri terbilang masih cukup baru, dikhawatirkan akan terjadi perguncangan dalam pengelolaannya, sehingga sekolah dan yayasan mengambil kebijakan untuk tidak mengambil dana BOS tersebut.

KESIMPULAN

Beberapa simpulan yang bisa saya tarik melalui hasil wawancara saya dengan Ibu Lily adalah satu, sistem keuangan SDIF Al-Fikri masih tergabung dengan SMPIF Al-Fikri dikarenakan jumlah siswa SMPIF yang masih terhitung sedikit. Yang kedua adalah pos pemasukan dan pos pengeluaran SDIF Al-Fikri sudah terbagi dengan jelas dan bisa terlihat pada Cash Flow Pemasukan dan Pengeluaran SIF Al-Fikri (terlampir).

Ketiga adalah penyusunan RAPBS SDIF Al-Fikri dilakukan per bulan dan disesuaikan dengan permintaan uang tunai yang diajukan pada kurun waktu tersebut. Untuk pengelolaan keuangannya sudah cukup terorganisir karena semua permintaan dana diatur dan dialokasi oleh satu bagian, yaitu Bagian Keuangan. Untuk meminta dana, pihak yang membutuhkan dana hanya tinggal melengkapi prosedur yang ada dan kemudian disetujui oleh Yayasan dan kemudian dana dapat cair dan dialokasikan.

Keempat adalah mengenai masalah dana BOS. SDIF Al-Fikri tidak memakai dana BOS dari pemerintah karena dirasa sumber dana sekolah masih sanggup untuk mencukupi pengeluaran-pengeluaran sekolah selama ini. Jadi, pihak sekolah memutuskan untuk tidak melibatkan pihak luar dalam pengelolaan keuangan sekolah yang dikhawatirkan dapat menimbulkan ketidakstabilan.

06 Januari 2010

Tugas UAS

AL-HAQ ISLAMIC SCHOOL
Sekolah ini merupakan sekolah swasta di bawah Amal Mulia yang menyediakan pendidikan tingkat dasar, menengah pertama dan menengah atas. Sekolah dengan pondasi dasar keislaman dan menanamkan sikap kesederhanaan dengan fasilitas secukupnya, namun berbasis teknologi informasi tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dari gedung sekolah yang luas, layak namun tidak mewah, lantai ubin batu (yang penting tidak berdebu), kelas menggunakan kipas angin, menggunakan papan tulis hitam dengan kapur, namun dilengkapi dengan laboratorium komputer terkoneksi dengan internet teknologi tertinggi, begitu pula dengan laboratorium IPA, dan bahasa serta sistem presensi retina.

Al-haq Islamic School, melalui Yayasan Amal Mulia bergerak di dua bidang sekaligus. Sosial dan Pendidikan. Bersama yayasan membuat tim Fund Rising untuk beasiswa anak-anak kurang mampu. Disamping itu, kami menerapkan sistem subsidi silang. Menghapus batas antara si miskin dan si kaya. Menanamkan jiwa sosial dan empati tinggi pada siswa. Mengajarkan bagaimana bersyukur atas apa yang didapat selama ini. Menjunjung tinggi kesetaraan dengan didasari dengan nilai-nilai spiritualitas.

Kompetensi Lulusan
1. Mampu bersikap sederhana dalam keseharian dan tidak berlebih-lebihan serta pandai bersyukur atas nikmat yang telah didapat.
2. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
5. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
6. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
7. Cakap organisasi.
8. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
9. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
10. Memiliki kapasitas yang baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

PROGRAM YANG DITAWARKAN
Program Reguler

Pendidikan untuk SD, SMP, dan SMA. Lama pendidikan SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Penjurusan pada tingkat SMA tersedia IPA, IPS dan bahasa. Fasilitas kelas merata di masing-masing jenjang. Kelas dengan kapasitas maksimal 20 orang. Kelas dilengkapi dengan 3 kipas angin di langit-langit, rak sepatu, loker siswa, sebuah papan tulis hitam, infocus+layar, pengaturan cahaya yang baik. Guru bersertifikasi dan professional serta bersahabat. Menghadirkan native speaker untuk pelajaran bahasa inggris, mandarin dan arab. Hafal qur’an juz 30, 29, 28, 27 dan 26 pada kelulusan SD, hafal qur’an juz 25, 24 dan 23 pada kelulusan SMP, dan hafal qur’an juz 22 dan 21 pada kelulusan SMA.

Program Akselerasi
Pendidikan untuk SD, SMP, dan SMA. Lama pendidikan SD 4 tahun, SMP 2 tahun, dan SMA 2 tahun. Penjurusan pada tingkat SMA tersedia IPA, IPS dan bahasa. Fasilitas kelas merata di masing-masing jenjang. Kelas dengan kapasitas maksimal 20 orang. Kelas dilengkapi dengan 3 kipas angin di langit-langit, rak sepatu, loker siswa, sebuah papan tulis hitam, infocus+layar, pengaturan cahaya yang baik. Guru bersertifikasi dan professional serta bersahabat. Menghadirkan native speaker untuk pelajaran bahasa inggris, mandarin dan arab. Hafal qur’an juz 30, 29, 28, 27 dan 26 pada kelulusan SD, hafal qur’an juz 25, 24 dan 23 pada kelulusan SMP, dan hafal qur’an juz 22 dan 21 pada kelulusan SMA.

Program Asrama
Program asrama drperuntukkan bagi siswa kurang mampu tingkat pendidikan SMP dan SMA yang hendak berasrama. Di asrama, hidupnya dijamin oleh pihak yayasan mulai dari makanan, uang saku, pakaian, perlengkapan sekolah, sepatu, dll selama bersekolah di Al-haq Islamic School sebagai siswa asrama. Program asrama berlaku untuk putra dan putri. Tiap asrama dipegang oleh 2 orang Pembina lulusan Pesantren Modern Gontor. Keuntungan yang didapat secara keilmuan, yakni ada pengajian rutin ba’da subuh dan ba’da maghrib yang diawali dengan membaca al-ma’surat, tahfidz, lalu kajian keislaman sesuai dengan materi tarbiyah rancangan Imam Hasan Al-bana. Siswa asrama juga mendapatkan ilmu bela diri setiap hari sabtu pagi. Siswa asrama diberikan kewajiban terhadap asrama berupa jadwal piket harian yang telah dibagi-bagi dan disesuaikan serta kerja bakti pada hari minggu. Siswa asrama putra dan putrid masing-masing terbatas untuk 40 orang.

Program ini dipilih berdasarkan analisis kondisi sosio-ekonomi masyarakat sekitar dan masalah moralitas yang nampak pada kehidupan pelajar saat ini, dimana bergelimangan fasilitas (orang kaya), terbiasa dengan kemewahan, seakan seluruh dunia berisikan orang kaya tanpa mengetahui apa lagi peduli terhadap mereka yang kekurangan serta jauh dari nilai-nilai spiritual. Pengambilan program disesuaikan dengan standar pendidikan Indonesia.
Untuk Program Akselerasi, kami menyadari bahwa terdapat siswa-siswa berbakat yang daya serap dan kemampuannya diatas rata-rata dan memungkinkan untuk segera melanjutkan ke jenjang/tinkat selanjutnya. Karena jika tidak demikian, mereka justru akan mengalami hambatan di kelas reguler. Siswa-siswa semacam in iakan menkadi asset yang sangat berharga bagi bangsa ini, oleh karena itu kami mencoba menemukan dan mengembangkan bibit-bibit siswa berbakat dengan membuka program akselerasi ini.
Program Asrama, lebih mengajarkan siswa kemandirian. Hidup dengan teman yang lain akan menumbuhkan kepekaan sosial dan solidaritas yang tinggi dari dalam diri siswa. Serta yang paling berharga adalah membiasakan pola hidup yang baik dan religious.

Sasaran dan Kriteria Peserta Didik
Al-haq Islamic School terbuka untuk semua peserta didik dari kalangan secara status sosial dan ekonomi pada umur yang sesuai. Sekolah ini juga terbuka untuk non muslim sekalipun, dengan menghilangkan unsure-unsur mata pelajaran keislaman dan disesuaikan dengan agama mereka namun mereka tidak bisa menjadi siswa asrama.
Untuk SD siswa minimal berusia 7 tahun. Untuk siswa SMP, harus memiliki ijazah SD dan nilai minimal rata-rata UN 8,00. Untuk SMA, harus memiliki ijazah SMP dan nilai minimal rata-rata UN 8,00.
Sekolah ini merupakan sekolah inkluisif, sehingga terbuka juga untuk anak berkebutuhan khusus yang kelasya digabung dengan siswa normal.

Strategi Publikasi
1. Open House pada louching pertama dan pada tahun awal penerimaan siswa baru.
2. Menyebarkan selebaran (leaflet) ke seluruh kecamatan di kota Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, terutama pada komplek-komplek perumahan
3. Internet (website & membuat group di FB)
4. Media Cetak (Koran dan Majalah)
5. Door to door
6. Radio

Proses dan Alat Seleksi
Tahapan Seleksi
1. Seleksi Administratif (alatnya berupa formulir pendaftaran dan berkas-berkas sesuai persyaratan)
2. Tes Akademik, Psikotes dan Performance Test (prestasi)
3. Wawancara (Orang tua siswa dan siswa terpisah)
4. Keputusan Penerimaan (melalui email, facebook dan surat)

Kriteria Kelulusan
Kriteria kelulusan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; Peserta didik dinyatakan lulus ujian sekolah/sekolah apabila memiliki rata-rata nilai minimum 6,00 dan nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah sesuai batas minimum ujian nasional.
d. Lulus Ujian Nasional.

Namun ada kriteria kelulusan tambahan dari sekolah, diantaranya:
1. Hapalan qur’an seperti yang telah dipaparkan di atas
2. Penilaian sikap (akhlak)
Semua ketentuan berada pada wewenang sekolah seutuhnya untuk meluluskan atau menidakluluskan siswa.

Kreativitas dan Kecerdasan Emosi

Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau berkreasi (Olson)., Kreativitas adalah proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun objek dalam suatu bentuk susunan baru (Churlock). Menciptakan suatu ide baru merupakan tolak ukur secara umum konsep dasar kreativitas yang dimiliki sesorang.
Menurut Evan, kreativitas itu adalah keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari perspektif yang baru, dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih suatu konsep. Kreatif tidak harus hal yang baru. Melihat hal lama dengan perspektif yang baru dan memodifikasinya, mengkombingasikannya dengan konsep yang lain juga merupakan kreativitas.

Pola dasar kreativitas:
I = Imajinasi
D = Data
E = Evaluasi
A = Aksi

Orang kreatif memiliki daya imajinasi yang tinggi, karena tanpa imajinasi kreativitas tidak akan terbangun. Kreativitas memerlukan data-data sebagai modal untuk berekspresi dan berkreasi. Setelah data terkumpul lakukan evaluasi terhadap kreativitas kita, sejauh mana modifikasi bisa dilakukan, dilihat dari segi ketersediaan bahan, biaya, waktu, efisiensi energi, dll. Terakhir, setelah menetapkan kreativitas berdasarkan hasilevaluasi data, baru beraksi.

Seorang yang kreatif bercirikan: bebas dalam berpikir, penuh daya imajinasi, bersifat selalu ingin tahu, suka pengalaman baru, penuh inisiatif, bebas dalam berpendapat, punya minat yang luas, percaya diri akan apa yang dilakukan, tidak mudah menerima dengan mudah apa yang disuguhkan orang kepadanya, berani mengambil resiko, menyukai tugas yang majemuk, sifatnya ulet dan tidak cepat merasa bosan.

Penyebab dari rendahnya kreativitas adalah cara berpikir yang konvergen,yakni menganggap hanya ada satu cara yang tepat untuk digunakan dan wawasan yang kurang luas dalam melaksanakan imajinasi/kreativitas yang sudah diperoleh.

Daya dari kreativitas itu bisa melemah karena takut mengubah kebiasaan, takut berbuat salah dan ditertawakan.

Kreativitas dapat ditingkatkan dengan cara :
1. Menjelajahi pikiran kita secara terus menerus dan terbuka dengan berbagai gagasan
2. Mengembangkan pertanyaan, mengembangkan sikap kritis kita, dengan begitu kita dapat berpikir dengan tidak biasa
3. Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya
4. Mengembangkan cara baru untuk melakukan sesuatu keluar dari zona aman.
5. Berani mengambil resiko dengan apa yang akan dilakukan.
6. Gunakan imajinasi
7. Isilah sumber inspiratif dengan relaksasi


Kecerdasan Emosional

Emosi sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan merusak, maka harus dijauhkan bahkan dihilangkan. Akhirnya muncullah istilah jika seseorang marah-marah dianggap sedang emosi. Padahal emosi bukanlah tentang amarah. Emosi adalah ekspresi jiwa. Emosi menggambarkan perilaku, respon atau psikologis mengatur perasaan yang timbul karena adanya keinginan atau stimulus yang tidak terduga. Emosi pun muncul sebagai tanggapan atas kejadian tertentu.

EQ merupakan kemampuan/kecerdsan dalam keterampilan bakat, minat dan sikap. EQ mengajarkan kepada kita untuk memahami perasaan orang. Sebuah riset menarik, menyatakan bahwa IQ menunjang kesuksesan tidak lebih dari 20% dan kurang lebih 80% lagi dtunjang oleh kecerdasan emosi, spiritual dan yang lain. Tentu EQ mendapatkan porsi yang lebih besar.

Dimensi EQ terdiri dari, kecakapan pribadi berhubungan dengan kemampuan mengenali diri sendiri (intrapersonal, sadar diri, pengaturan diri dan motivasi diri). Kedua, kecakapan social, bagaimana kita dapat berhubungan baik orang lain dan masyarakat dan terakhir keterampilan sosial/kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Kecerdasan ini bisa dilatih dalam organisasi atau dalam forum-forum diskusi dimana kita dapat dengan leluasa berinteraksi dengan orang-orang, berusaha memahami karakter masing-masing orang, berusaha dapat diterima oleh setiap orang, berusaha tetap bekerja sama dengan orang yang kita tidak sukai, atau tidak cocok, melatih emosi kita, dll.

Pembinaan Disiplin

Pembinaan disiplin merupakan salah satu pandangan dari keberhasilan seseorang dalam mengolah lembaga atau sumber daya dalam dunia pendidikan. Sikap disiplin sangat diperlukan sebagai sarana pendukung agar terciptanya efisiensi pendidikan. Kita harus menanamkan disiplin tidak hanya tentang waktu, tetapi juga sikap dan perilaku sehari-hari kita. Disiplin tidak hanya berlaku untuk siswa. Tetapi juga security, karyawan, staf, guru, hingga kepala sekolah. Hal ini penting untuk efektifitas dan pencitraan suatu lembaga pendidikan.

Pendisiplinan sekolah adalah usaha dan upaya untuk mendisiplinkan seluruh warga sekolah agar tidak berperilaku menyimpang dari aturan dan kesepakatan yang ada. Pendisiplinan sekolah itu sangat penting karena dapat membentuk kepribadian peserta didik yang tertib. Aturan sekolah merupakan standa/ketetapan yang harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah, mulai dari jam masuk, seragam, sikap, etika, nilai-nilai (kejujuran, bekerja keras, ikhlas), dll. Pendisiplinan sekolah dalam perspektif siswa, merupakan sebuah upaya pembiasaan kepada siswa agar senantiasa berperilaku baik, tertdib dan disiplin.

Ada dua macam disiplin, yakni disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif adalah upaya menggerakkan siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Penerapan disiplin semacam ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku peserta didik yang menyimpang. Sedangkan disiplin korektif yaitu disiplin yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kedua setelah ia melanggar aturan/berperilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang dapat disebabkan dari ketidaktegasan guru dalam mendidik siswa. Acuh tak acuh serta tidak peduli dengan kelakuan siswanya. Hal ini membuat siswa merasa tidak diperhatikan dan tetap melanjutkan perilaku menyimpangnya. Penyebab yang lain adalah karena kondisi sekolah yang kurang menyenangkan sehingga siswa ingin segera cepat pulang dan stress. Penyebab itu juga bisa datang dari dalam diri siswa itu sendiri. Namun terkadang kurikulum yang terlalu kaku membuat siswa bega berada di sekolah dan menjalankan aktifitas sesuai dengan seluruh aturan yang ada.

Pendekatan kepada siswa adalah upaya pertama yang bisa dilakukan untuk penanggulangan masalah ini. selanjutnya kerahkan guru bimbingan konseling untuk membantunya agar menjadi lebih baik dan disiplin. Tanamkan tentang pentingnya disiplin kepada siswa, diantaranya: disiplin merupakan sebuah upaya untuk menanamkan kerja sama, karena dalam bekerja sama dibutuhkan kedisiplinan dengan partner kerja kita. Disiplin merupakan kebutuhan dalam berorganisasi, bagaimanapun kita akan berorganisasi baik di tempat kerja maupun keluarga pada cakupan yang lebih kecil. Disiplin mengajarkan kita tentang menghormati orang lain.

Strategi umum yang digunakan untuk menstimulus kedisiplinan dalam diri adalah menumbuhkan konsep diri siswa, keterampilan berkomunikasi, konsekuensi logis (konsekuensi yang terukur) jika ia tidak disiplin, klarifikasi nilai, penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan dan hal mana yang seharusnya dilakukan, analisis transaksional (modifikasi perilaku dengan membangun kesepakatannya), buat kesepakatan dengan siswa, bargain seperti apa yang diinginkan siswa agar ia mau disiplin, terapi realitas (mengambil contoh dan pelajaran dari kejadian yang sudah-sudah), disiplin yang terintegrasi (diterapkan secara terpadu), dan memodifikasi perilaku.

Tantangan pendisiplinan adlah pemberontakan. Baik dari individu maupun kelompok. Pendidik dan pihak sekolah harus sudah memiliki solusi jika pemberontakan itu terjadi. Ada peraturan yang bersifat permisif, yaitu orang dibiarkan bertindak sesuai dengan keinginannya namun harus tetap berada di koridor yang telah ditetapkan, ada juga peraturan yang bersifat demokratis dimana siswa diikutsertakan dalam pembuatan peraturan sekolah, teknik ini menekankan kepada aspek educatif dan aspek hukuman. Hal ini dapat berimbas positif bagi pihak sekolah karena peraturan merupakan kesepakatan, sudah selayaknya siswa mematuhi dan menjunjung tinggi kesepakatan bersama. Ini akan menjadi senjata ampuh ketika ada siswa yang melanggar peraturan.

Quantum Learning

Dalam ilmu fisika, istilah quantum masuk kedalam teori percepatan. Dalam fisika, quantum berarti sebuah loncatan partikel-partikel electron berkecepatan tinggi yang mampu menembus kepadatan materi. Namun arti sebenarnya dari quantum itu adalah system kerja yang diberlakukan di sebuah perusahaan agar pegawai merasa nyaman dan menyenangkan dan agar pekerjaan dilakukan dengan baik.

Quantum learning adalah percepatan belajar yang diciptakan dalam kelas tertentu untuk mengefisiensikan aktivitas pembelajaran dikelas. Atau dengan kata lain, Quantum Learning merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna.

Kerangka berpikir quantum learning terdiri dari beberapa hal yang dianggap penting dalam pembelajaran. Pertama, sikap positif. Sebelum memulai belajar hendaknya siswa harus memiliki sikap positif. Sikap positi lahir dari perasaan dan pikiran yang positif. Sebuah pikiran bahwa kita akan mampu memahami mata pelajaran tersebut. Sebuah keyakinan bahwa kekuatan pikiran itu tidak terbatas. Otak kita sama dengan otak Einstein, otak yang luar biasa ini memiliki dalil sederhana: gunakan atau abaikan. Pemikiran positif semacam ini yang mampu memotivasi kita dan pada akhirnya memunculkan sikap positif. Hal ini penting sebelum memulai pembelajaran. Kedua, cara belajar. Cara belajar merupakan gabungan dari cara mengatur informasi, cara menyerap informasi dan cara mengolah informasi. Cara belajar orang berbeda-beda. Hendaknya siswa diberikan keleluasaan dalam mengeksplor cara belajarnya masing-masing ketika mereka sudah menemukan caranya, mereka akan merasa nyaman dan pembelajran menjadi efektif. Ketiga, motivasi. Motivasi merupakan hal yang penting dan mampu menggerakkan serta menyemangati kita untuk melakukan sesuatu, begitu pula halnya dalam belajar. Bagaimana guru mampu membangun motivasi siswa sebelum belajar. Keempat lingkungan belajar. Lingkungan tempat belajar haruslah mendukung baik dari kerapihan, keindahan dan kenyamanan. Lingkungan belajar harus mendukung. Guru yang ramah, suhu kelas yang baik, pencahayaan yang cukup, warna dinding kelas, jika perlu tempelkan tulisan-tulisan yang mampu memotivasi siswa di sekitar dinding kelas. Selanjutnya baca cepat, semakin cepat dalam membaca, semakin banyak informasi yang mampu diserap dalam waktu yang singkat oleh siswa, oleh karena itu siswa diajarkan bagaimana cara membaca cepat. Teknik hapalan dan menulis. Terkadang untuk menghapal sangat sulit bagi beberapa siswa, begitu pula dengan menulis. Bagaimana cara menghapal yang baik dan terekam dalam long term memory, bagaimana menulis dengan efisien tanpa mengurangi substansi yang terkandung di dalamnya.
Dalam quantum learning, siswa ditanamkan sebuah pemikiran bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan. Sehingga di dalamnya tidak ada perasaan resah, takut, bosan, menyebalkan, panik, bingung. Jika hal ini berhasil ditanamkan, maka antusias siswa akan sangat tinggi dalam belajar. Tanpa tekanan, tanpa paksaan.
Gardner membagi kecerdasan manusia sebagai berikut:
1. Kecerdasan linguistic (bahasa)
2. Kecerdasan logika (matematik, fisika, angka)
3. Kecerdasan visual (penglihatan)
4. Kecerdasan kinestetik (gerakan fisik, olah raga)
5. Kecerdasan musical (music, mencipta lagu, aransemen, kepekaan nada)
6. Kecerdasan interpersonal (menjalin hubungan dengan orang-orang)
7. Kecerdasan natural (alami)
Memberikan apreasiasi setelah belajar, memberikan penghargaan atas keberhasilan kita, lalu mencapai kesempurnaan untuk membentuk kepercayaan diri dan kemudian memberikan motivasi untuk langkah selanjutnya.
Musik sangat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik. Music dapat membuat denyut nadi dan tekanan darah menurun, memperlambat gelombang otak, dan merilekskan otot-otot.

Strategi Belajar

Keselurauhan kehidupan manusia adalah belajar. Dari kecil hingga besar kita terus belajar. Belajar tidak ada akhirnya. Dengan belajar, seluruh aspek hidup kita dapat menjadi lebih baik dan diharapkan adanya perbaikan kualitas hidup. Dengan belajar kita pun dapat bermanfaat untuk orang lain dengan ilmu yang kita proleh. Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. Bahkan ketika kita naik bus umum, entah bagaimana kita tahu kaki kiri lah yang harus turun terlebih dahulu, itupun sebuah pembelajaran. Agama pun mewajibkan penganutnya untuk terus belajar, dari lahir, hingga ke liang lahat.

Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sengaja dan terencana dengan tujuan penambahan pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, di dalamnya terdapat interaksi antara pengajar, peserta didik dan lingkungan sekitar. Pembelajaran yang baik menyesuaikan dengan kondisi siswa, lingkungan, dan fasilitas yang ada, biasa disebut dengan pembelajaran kontekstual. Pengajar haruslah seorang guru yang professional baik secara akademik, maupun secara sikap dan kemampuan komunikasinya.

Dalam perkembangannya, pembelajaran mengalami perubahan dari teacher centered menuju student centered. Dari sebuah sistem pembelajaran yang seutuhnya dikendalikan oleh guru, dan siswa berperan sebagai pendengar yang baik menuju sebuah pemusatan kepada siswa, yang focus pada keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajara. Dari teori belajar behavioristik menuju teori belajar konstruksivistik. Dalam behavioristik terdapat aktivitas penambahan pengetahuan yang bersifat objektif dan pasti, pengetahuannya tersetruktur dengan rapih dan seragam. Siswa hanya menerima apa-apa yang diberikan oleh guru. Sedangkan dalam kontruktivistik hal yang dilakukan adalah pemaknaan terhadap pengetahuan, pengetahuan nonobjektif dan senantiasa berubah, pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam. Siswa sendirilah yang mengkonstruksi pemahamannya. Layaknya membangun rumah, siswa hanya diberikan air, pasir, semen, batu bata, rangka, genting, dll, namun ia sendirilah yang mengaduk semen, menempelkan batu bata, hingga menjadi tembok dan memasang genting sehingga menjadi rumah.

Proses pembelajaran sebaiknya disusun secara sistemik dan sistematis oleh guru. Interaksi yang optimal antara guru dan siswa merupakan suatu keharusan agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Ketersediaan sumber belajar yang memadai, serta suasana yang menyenangkan, menantang, mendorong semangat adalah variable yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Dewasa ini kita kenal pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, lalu tema tersebut dapat ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik disediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum serta menawarkan dinamika dalam pembelajaran dan membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide pemahaman. Sebagai contoh, ketika kita berbicara tentang air, bisa dibahas dari segi geografi, fisika, biologi, kimia, penjaskes, bahkan agama. Jenis pembelajaran lain yang sering digunakan adalah pembelajaran koperatif yaitu pembelajaran yang menitik beratkan pada kerjasama tim. Siswa dilatih untuk bekerja dan menjadi bagian dalam tim, bekerja sama, berinteraksi, serta melatih jiwa kepemimpinan. Bentuk pembelajaran dapat berupa diskusi kelompok, atau observasi kelompok atau proyek kelompok.

Jenis-jenis pembelajaran student centered lainnya meliputi belajar berbasis masalah (problem based learning), dimana siswa dihadapkan dengan berbagai maslah, lalu dari situ siswa diarahkan untuk menganalisi masalah, mengaitkannya dengan teori yang ada, menentukan faktor penyebab masalah dan bagaimana penyelesaiannya. Pembelajaran semacam ini dianggap efektif karena langsung pada poin intinya: problem solving, karena pada dasarnya belajar berarti melatih kita untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada.

Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Manajemen kelas meliputi pengaturan siswa dan pengaturan fasilitas. Manajemen kelas dalam menciptakan kondisi optimal ini dapat berupa penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, pemberian award, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, penataan ruang kelas, penataan tempat duduk,dll.

Secara umum terdapat 2 masalah pengaturan siswa pada manajemen kelas, yaitu Masalah Individu dan Masalah Kelompok.

Masalah individu meliputi: Attention getting behaviors (perilaku mencari perhatian), Power seeking behaviors (perilaku menunjukkan kekuatan), Revenge seeking behaviors (perilaku menunjukkan balas dendam), dan Helplessness (peragaan ketidakmampuan). Sedangkan masalah yang ada di kelompok yaitu: Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, gender, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya. Kedua, Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati seperti keterlambatan. ketiga, Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya seperti menyoraki teman yang salah menjawab pertanyaan dari guru. Keempat, Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap seperti gossip, hang out, nonton, main game, futsal, dll. Kelima, Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair, terlalu berat, dll. Keenam, Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.

Ada 8 pendekatan manajemen kelas dalam upaya menangani masalah-masalah yang disebutkan di atas. Pertama, pendekatan otoriter dimana guru menggunakan otoritasinya secara utuh untuk megatur siswa yang sekiranya mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Kedua, pendekatan intimidasi : mengawasi siswa dan menertibkan siswa dengan cara intimidasi. Contoh, guru mengatakan : “sekali lagi anda mengganggu, keluar!”. Ketiga, pendekatan permisif : memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa, guru hanya memantau apa yang dilakukan siswa. Dan akhirnya member evaluasi. Keempat, pendekatan resep masakan : mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan apa yang tidak. Kelima, Pendekatan pengajaran : guru menysusun perencanaan pengajaran secara apik sehingga tidak ada celah sedikitpun bagi siswa untuk berprilaku menyimpang. Keenam, Pendekatan modifikasi perilaku : mengusahakan adanya perubahan prilaku siswa dari yang buruk menjadi baik. Ketujuh, Pendekatan iklim sosio-emosional : menjalin hubungan yang positif antara guru-siswa. Akrab, namun masih menjaga koridor yang ada sebagai guru (orang tua) dan siswa. Kedelapan, Pendekatan sistem proses kelompok/dinamika kelompok : membuat kelompok-kelompok belajar sehingga perilaku menyimpang bisa lebih diredam dengan tugas diskusi kelompok yang dilaksanakan dengan efektif dan produktif.

Setting tempat duduk juga dapat mempengaruhi efektifitas belajar siswa, oleh karena itu telah tersedia beberapa setting tempat duduk yang mampu menunjang efektivitas belajar siswa, diantaranya U-shape, O-shape, V-shape, Theater dan bentuk acak.

Moving Class
Moving Class merupakan bentuk dari manajemen kelas dimana siswa mendatangi guru/pendamping belajar. Lingkungan dan suasana kelas dibuat dan didekorasi sedimikian rupa sehingga nyaman, dinamis dan sesuai dengan mata pelajaran tertentu. Keunggulan sistem ini adalah para siswa mempunyai semacam waktu relaksasi/refreshing sejenak sebelum memulai pelajaran selanjutnya dengan bergerak, berjalan bersama-sama menuju kelas lain sehingga pikiran kembali segar. Kekurangannya adalah, tidak ada rasa kepemilikan kelas oleh siswa, sehingga kelas cenderung tidak terurus. Dan biasanya siswa akan mendapati kelas selalu berantakan, kotor, sampah berserakan, dll karena habis dipakai oleh rombongan siswa sebelumnya.